Tampilkan postingan dengan label pikiran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pikiran. Tampilkan semua postingan

aku suka12 jenis bahasa

indonesia : aku benci kamu
jepang     : Watashi wa, anata ga daikirai
chinese    : Wǒ hèn nǐ
dutch       : Ik haat je
english     : I hate you
filipina     : poot ko sa iyo
jerman    : Ich hasse dich
greek      : misó̱
italia        : Ti odio
korean    : nan niga silh-eo
spanyol   : te odio
vietnam   : Tôi ghét bạn


indonesia : jangan seenaknya menilai orang lain
jepang     : Tanin o handan suru no shūi ni idō shinaide kudasai
chinese    : Bùyào dàochù qù píngpàn biérén ( 不要到处去评判别人 )
dutch       : niet gaan rond het beoordelen van anderen
english     : Do not go around judging others
filipina     : Huwag pumunta sa paligid ng paghusga sa balat ng iba
jerman    : Gehen Sie nicht in der Beurteilung anderer
greek      : Mi̱n pi̱gaínete gýro̱ na krínoume tous állous   
italia        : Non andare in giro a giudicare gli altri
korean    : daleun salam-eul pandan juwie gaji mala
spanyol   : No vayas por ahí juzgando a los demás
vietnam   : Đừng đi quanh đánh giá người khác   


indonesia : selamat ulang tahun teman baik ku
jepang     : Happībāsudē watashi no yoki yūjin
chinese    : Shēngrì kuàilè wǒ de hǎo péngyǒu ( 生日快乐我的好朋友 )
dutch       :  gelukkige verjaardag van mijn goede vriend
english     : happy birthday my best friend
filipina     : masaya kaarawan ang aking mabuting kaibigan
jerman    : glücklich geburtstag mein guter Freund
greek      : charoúmena genéthlia o kalós mou fílos
italia        : buon compleanno mio caro amico
korean    : saeng-il chugha nae chingu ege
spanyol   : feliz cumpleaños mi buen amigo
vietnam   : chúc mừng sinh nhật người bạn tốt của tôi

6 CARA MEMBANGUN PIKIRAN POSITIF

1. Selalu tumbuhkan keyakinan dalam diri bahwa kita BISA melakukannya.
Meyakini bahwa sesuatu bisa dilakukan membuat pikiran kita terus bekerja untuk menemukan cara-cara mewujudkannya. JANGAN sekali-kali kita meremehkan diri sendiri! Yakinlah bahwa kita mampu menyelesaikan masalah yang menghadang.

2. Bayangkan hal-hal baik tentang masa depan kita
Ada ungkapan menyatakan, kita akan meraih apa yang kita impikan. Impian akan memicu dan memacu kita untuk bekerja. Impian akan memotivasi kita untuk terus berusaha. Impian akan menjadi penunjuk arah kemana kapal kehidupan kita akan menuju.

3. Bersikap tenang
Ketika kesulitan dan masalah menghadang, bersikap tenang adalah salah satu hal terbaik (dan kadang tersulit) yang harus kita lakukan. Sikap yang tergesa-gesa dan kurang sabar sering membuat kita tidak mampu memandang dan memikirkan persoalan secara jernih. Tidak perlu tergesa-gesa untuk mendapatkan hasil. Banyak keberhasilan yang harus diperoleh setelah melalui kegagalan demi kegagalan.

4. Lupakan kesalahan
Tinggal dalam kesalahan tidak akan mengubah apa pun. Kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran dalam sekolah kehidupan. Hiduplah untuk hari ini dan pandanglah hari esok. Jangan biarkan beban-beban yang tidak berguna menahan kita melangkah maju dalam meraih impian.

5. Berhenti berpikir negatif tentang diri kita
Pikiran kita seperti pisau bermata dua. Ia bisa menjadi kekuatan yang dahsyat dan membawa kita menuju kesuksesan. Pada saat yang sama, ia bisa pula menjadi sangat berbahaya dan mengarahkan hidup kita ke jurang kehancuran. Tapi pikiran bisa (dan harus) dikendalikan. Ganti pikiran-pikiran negatif dengan pikiran-pikiran positif. Pikiran negatif hanya akan membuat kita merasa rendah dan putus asa.

6. Terbuka dengan gagasan baru
Jangan biarkan diri kita terjebak dalam rutinitas. Rutinitas bisa membuat kita bosan sehingga memacetkan kreatifitas dan inisiatif. Pacu pikiran positif dan temukan ide-ide segar dengan cara mencari teman baru, membaca buku-buku baru, atau melakukan aktifitas-aktifitas (positif) baru yang belum pernah anda lakukan atau pikirkan sebelumnya. Ini akan memperluas cakrawala berpikir dan menyegarkan pikiran sehingga pikiran positif akan semakin menguat dalam diri kita.

http://www.ngobrolaja.com/showthread.php?t=19413

10 Macam Pikiran Negatif Yang Merusak

Pemikiran negatif adalah pemikiran yang mengganggu, gambaran-gambaran atau ide-ide yang jelek namun menghantui, bersifat menyusahkan, dan sulit diatur sehingga kita tidak merasa bebas.
Pemikiran yang mengganggu tersebut umumnya berupa suara hati dan pemikiran yang memberikan saran-saran dan gambaran-gambaran yang bersifat curiga, menuduh, menghujat, menghakimi dan memvonis.
Banyak orang mengalami pemikiran ini, dan dapat dihubungkan dengan obsessive-compulsive disorder/OCD (gangguan berupa pemikiran irrasional dan penuh kecurigaan) atau rasa sedih. Pemikiran ini bisa melumpuhkan, kekuatiran yang menggusarkan dan bersifat menetap.

Percakapan dengan diri sendiri
Ketika anda sedang sendirian di dalam kamar anda, cobalah anda sesekali menatap bayangan anda di dalam cermin, dan ajaklah dia berbicara. Percakapan dengan diri sendiri bukanlah keanehan apalagi kegilaan, tetapi merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki diri anda.
Mulailah dengan menggali pemikiran-pemikiran negatif yang ada pada diri anda. Kemudian diskusikan objek permasalan itu dengan diri anda. Kemukakan pemikiran-pemikiran negatif yang harus diperbaiki dan temukan cara mengatasi.
Tahap pertama, anda harus memaafkan diri anda karena memiliki pemikiran-pemikiran negatif itu. Penerimaan yang terbuka dan pengakuan akan keberadaannya di dalam diri anda adalah tahap awal yang memudahkan untuk menghilangkannya.
Tahap kedua, anda harus mengakui bahwa pemikiran-pemikiran negatif itu benar-benar buruk. Bukan hanya buruk dalam bentuk dan sifatnya, tapi juga buruk dalam dampak yang diakibatkannya, baik terhadap diri anda sendiri maupun orang lain di sekitar.
Tahap ketiga, anda harus berani mengoreksinya dan menggantikannya dengan pemikiran-pemikiran positif yang bersifat membangun dan memperbaiki – biasanya berlawan dengan pemikiran negatif itu.


10 macam pemikiran negatif yang harus diangkat dari benak anda

1. Berpikir hitam-putih
Berpikir secara hitam-putih itu mudah tapi berbahaya, karena berpikir secara hitam-putih bisa membuat orang sombong atau sebaliknya mudah menjadikannya putus asa.
Yang dimaksud berpikir secara hitam-putih adalah menempatkan batasan pemikiran berupa ukuran-ukuran yang sempit. Cara berpikir seperti ini tidak mengandung nilai toleransi, tenggang rasa dan memudahkan. Seorang hakim yang bertugas menegakkan hukum di depan pengadilan sekalipun tidak boleh berpikir secara hitam-putih. Pertimbangan-pertimbangan rasa keadilan selalu berada pada bagian abu-abu yang mempunyai wilayah lebih luas dan tidak terbatas.
Contoh orang yang berpikir hitam-putih adalah orang yang memilih untuk tidak melakukan apa pun dari pada keliru, atau seseorang yang tidak mau menikah selamanya apabila tidak bisa mendapatkan pujaan hatinya, misalnya. Ada juga orang yang memvonis sebuah kesalahan secara maksimal. Ketika dia dibohongi sekali oleh orang lain, maka dia tidak mempercayai orang itu sepenuhnya.


2. Menjeneralisasi secara berlebihan
Berpikir secara jeneral bermakna melihat hal kecil atau bagian-bagian dan menganggapnya sebagai keseluruhan.
Kata yang dipergunakan biasanya, “selalu” dan “tidak pernah”
Cara berpikir dengan menjeneralisasi membuat orang menjadi mudah menyalahkan, menganggap remeh, tapi juga bisa menyempurnakan secara berlebihan. Sebagai contoh, ketika seorang suami pada suatu hari menemukan istrinya terlambat menyiapkan sarapan dibanding hari yang lain, maka dia dengan mudah mengatakan bahwa istrinya “selalu” terlambat menyiapkan sarapan, atau “tidak pernah” tepat waktu menyiapkan sarapan.
Begitu juga dengan pemikiran-pemikiran rasial, seperti misalnya orang “suku” ini begini dan “bangsa” ini begitu adalah juga pemikiran yang menjeneralisasi. Pertikaian dan permusuhan antar kelompok biasanya bersumber dari pemikiran negatif menjeneralisasi.


3. Hal negatif mengalahkan yang positif
Anda memilih suatu bagian yang negatif dan memikirkannya secara khusus dan mendalam, sedangkan bagian yang positif dilupakan.
Sebagai contoh ketika anda menerima banyak komentar yang positif tentang hasil pekerjaan anda dari rekan-rekan di kantor, maka anda merasa bahagia sekali dan terlambung. Tetapi ketika ada sebuah kritikan dari salah satu rekan yang sampai ke telinga, anda lalu menjadi murung dan memikirkannya berhari-hari dan anda merasa menjadi tidak sempurna. Dan anda melupakan hal-hal positif yang sudah anda dengar.


4. Diskon untuk hal positif
Anda menolak pengalaman-pengalaman positif dan dengan tegas tidak menanggapnya. Biasanya orang yang berpikiran negatif seperti ini tidak mudah memuji dan menganggap remeh kebaikan orang lain.
Jika anda melihat orang lain melakukan suatu pekerjaan yang baik, anda bilang kepada diri Anda bahwa itu hal biasa dan siapa pun bisa melakukan hal seperti itu. Memotong makna positif dari suatu perbuatan baik akan membuat anda orang yang tidak bahagia, karena selalu merasa tidak cukup dan bersyukur.

5. Terlalu cepat mengambil kesimpulan

Anda menginterpretasikan hal-hal secara negatif ketika tidak ada fakta-fakta yang mendukung kesimpulan anda. Pikiran anda secara sewenang-wenang, tanpa penyelidikan yang mendalam, menyimpulkan bahwa seseorang sedang berbuat negatif terhadap anda.
Orang dengan mudah memprediksikan sesuatu hal akan berakibat sangat buruk. Contohnya ketika seseorang sedang menghadapi sebuah ujian dan merasa belum siap, maka dia berpikir bahwa ujian ini pasti gagal dan tidak akan lulus. Padahal dia belum mengetahui soal-soal yang harus dijawabnya.

6. Pemikiran hiperbola atau melebih-lebihkan

Anda melebih-lebihkan pentingnya permasalahan dan kelemahan anda, atau anda terlalu memperkecil pentingnya kualitas yang diinginkan.
Keadaan tidak seimbang di dalam pemikiran juga bisa berakibat melupakan sisi-sisi lain yang seharusnya mendapatkan perhatian yang sama. Penyakit kejiwaan berupa pobia terhadap sesuatu termasuk dalam jenis ini.


7. Penalaran Secara Emosional
Anda berasumsi bahwa emosi anda yang negatif selalu mencerminkan hal yang benar-benar akan terjadi.
Sebagai contoh ketika anda sedang menaiki pesawat terbang dan anda merasa hati anda tidak enak, maka dalam hati anda berkata, "Aku merasakan ketakutan di dalam pesawat terbang ini. Ini pasti menandakan bahwa sangat berbahaya untuk terbang saat ini." Atau pemikiran seperti, "Aku merasa berdosa berarti aku adalah orang yang jahat" atau, "Aku merasakan marah. Hal ini membuktikan bahwa aku sedang diperlakukan tanpa keadilan."
Penalaran emosional ini belum tentu benar apabila di dalam kenyataan, fakta dan bukti tidak mengarah kepada hal itu. Ketika muncul perasaan takut di dalam pesawat terbang, bukan berarti pesawat terbang yang anda tumpangi akan benar-benar mengalami kecelakaan, bisa saja anda memang mengidap pobia kan ketinggian.


8. Memaksakan suatu kondisi
Penggunaan kata “seharusnya”, “perlu” dengan harapan sesuatu menjadi seperti yang anda harapkan, bisa berakibat keputusasaan dan frustasi.
Ketika anak anda yang sedang berlatih sebuah alat musik dengan giat, misalnya, dan anda sedang ikut menontonnya ternyata dia melakukan banyak kekeliruan. Anda berkata padanya, “Seharusnya kamu tidak melakukan banyak kesalahan dengan masa latihan yang sudah berlangsung sekian bulan ini.” Padahal di hari-hari latihan sebelumnya anak anda sedikit sekali melakukan kesalahan, hanya di saat anda ikut menonton dia menjadi gugup, dan anda sudah mengeluarkan komentar yang bisa membuatnya frustasi.


9. Label-label negatif yang menghakimi
Label-label yang negatif berupa gelar atau julukan buruk atas sebuah perbuatan adalah sebuah pemikiran negatif yang paling ekstrim.
Ketika seseorang melakukan suatu kesalahan misalnya dia menumpahkan makanan pada saat pesta, lalu beberapa orang menyebutnya, “Dasar pecundang”, lalu label itu melekat padanya selama-lamanya. Maka dia sudah menjadi pesakitan dalam penjara label tersebut. Dia akan sulit untuk menampakkan kebaikannya, karena tidak diperhatikan oleh orang lain, sedangkan dia sulit menyembunyikan keburukannya karena selalu dicari-cari oleh orang lain.
Pemberian label seperti “si kikuk”, “otak kriminal”, dan lain-lain hanya akan membuat orang yang diberi label tersebut betul-betul menjadi frustasi dan tidak bisa memperbaiki keadaannya, dan semakin terpuruk dalam keburukan sifatnya.

10. Menyalahkan secara personal atau bagian tertentu
Yang dimaksud menyalahkan secara personal adalah menimpakan suatu kesalahan yang menyebabkan keadaan yang buruk kepada satu orang saja, padahal masih ada personal lain yang mungkin memiliki kontribusi kesalahan.
Menyalahkan diri sendiri saja atau menyalahkan orang lain saja, termasuk ke dalam katagori ini. Sebagai contoh seorang ibu yang mendapatkan kabar dari sekolah bahwa anaknya mendapat nilai buruk dalam sebuah pelajaran. Si ibu, tanpa melihat sebab-musababnya, langsung menyalahkan anaknya, atau dia akan menyalahkan diri sendiri dan menganggap dirinya bukan orang tua yang baik, atau dia akan menyalahkan guru atau sistem di sekolah.
Menyalahkan secara personal hanya akan berakibat kemarahan dan keputusasaan bagi pihak yang disalahkan dan kelalaian dari pihak yang menyalahkan, karena tidak menyadari kesalahan diri sendiri. Yang lebih buruk lagi adalah menyalahkan keadaan karena tidak akan ada pemikiran untuk mencari solusi apabila semua orang menyalahkan keadaan atau kondisi yang bersifat pasif dan tidak bisa berbuat apa-apa.



Yang perlu mendapatkan perhatian kita pertama kali adalah penanggulangan dampak buruk dari pemikiran-pemikiran negatif tersebut. Caranya dengan perlahan menurunkan kadar pemikiran negatif di pikiran anda. Bisa dengan berdoa kepada Tuhan untuk kebaikan orang yang dipikirkan secara negatif oleh anda atau anda melihat kepada diri anda sendiri bahwa anda pun mungkin akan berada pada posisinya.
Namun apabila ternyata dampaknya sulit untuk dinetralisir dari pikiran anda, berarti anda harus segera menggantikan pemikiran-pemikiran negatif dengan pemikiran-pemikiran positif – lawan langsung dari pemikiran-pemikiran negatif itu.
Ingatlah pemikiran-pemikiran negatif yang dipelihara lama di dalam diri anda, akan semakin sulit untuk dinetralisir atau digantikan dengan pemikiran positif ketika anda semakin menjadi tua.

Langkah-langkah untuk menuju pikiran positif

Di copy dari http://suryaningsih.wordpress.com

Mungkin sudah seringkali kita mendengar ungkapan tentang keuntungan berpikiran positif. Memang menurut beberapa penelitian ditemukan bahwa orang-orang postif cenderung menjalani kehidupan lebih bahagia dan sehat. Namun, dengan lingkungan pergaulan dan pikiran-pikiran yang berkecamuk di kepala kita, rasanya tak mudah untuk terus-menerus mempertahankan sikap positif. Akan tetapi, untuk sebuah tujuan yang bagus tak ada salahnya jika kita mengusahakan yang terbaik. Berikut beberapa panduan melakukan lagkah-langkah kecil untuk mempertahankan sikap positif.

1. Mulailah Selangkah Demi Selangkah
Adakalanya saat menginginkan perubahan, kita ingin mengubah segalanya secara menyeluruh. Daripada mengubah secara keseluruhan, lebih baik perbaiki setahap demi setahap. Buat catatan tentang hal yang membuat Anda merasa tak puas, cari sisi yang membuat Anda merasa tak senang, lalu mulailah melakukan tindakan untuk mengubahnya. Melakukan perubahan selangkah demi selangkah justru memiliki peluang besar untuk mendapatkan hasil maksimal.

2. Berbincang Dengan Diri Sendiri
Diantara seminggu penuh waktu kita untuk beraktifitas, luangkan sehari saja untuk merasakan kedekatan dengan diri Anda sendiri. Dengarkan secara seksama kata hati Anda. Pecayalah, Anda akan merasa kaget saat mengetahui betapa kerasnya Anda terhadap diri sendiri. Cerna setiap ungkapan kata hati dan gantikan pikiran-pikiran negatif dengan pemikiran yang positif.

3. Berhenti Membandingkan
Sudah sewajarnya jika kita melihat orang lain sebagai tolok ukur, tapi jangan lantas membuat Anda membandingkan kehidupannya dengan kehidupan Anda sendiri. Membandingkan hubungan dengan pasangan, pekerjaan yang Anda miliki dengan apa yang dimiliki orang lain hanya akan memukul keras harga diri Anda. Memandang kelebihan orang lain hanya akan mengembangkan fantasi, yang justru akan mendorong Anda jatuh ke dalam rasa tak percaya diri.

4. Nasehati Diri Sendiri
Kebanyakan orang cenderung lebih mahir menyelesaikan permasalahan orang lain dari pada mengatasi masalahnya sendiri. Jika Anda berhasil menghibur seorang teman yang ditimpa masalah, tanyakan padanya apa yang telah membuatnya merasa terhibur. Lain kali jika Anda mendapatkan masalah, mungkin penghiburan Anda tersebut dapat berguna untuk diri sendiri.

5. Utamakan Diri Sendiri
Jika Anda lebih sering menempatkan kepentingan diri sendiri diurutan terakhir, sebaiknya sekali-kali lakukan sesuatu untuk diri sendiri. Memprioritaskan kepentingan sendiri diurutan akhir biasanya akan mendorong Anda mengasihani diri sendiri, dimana justru mendorong timbulnya rasa frustasi. Jika kemarahan-kemarahan tersebut bertumpuk, justru orang-orang yang Anda cintai yang akan jadi tempat pelampiasan kekesalan. Adakalanya Anda boleh tidak ikut bepergian dengan keluarga hanya untuk menyaksikan serial kesayangan Anda. Sesekali mementingkan diri sendiri justru akan mempertahankan keseimbangan dan membawa hasil yang lebih baik untuk Anda serta orang-orang yang Anda sayangi.

6. Berfokus Pada Diri Sendiri
Tumbuhkan kesadaran kalau Anda tak dapat mengubah orang lain, tapi Anda bisa mengubah diri sendiri. Cara ini membantu Anda melepaskan banyak bagasi emosional. Mungkin ucapan kekasih yang sedang marah terasa menyakitkan hati, tapi saat Anda menerima bahwa itu hanyalah masalah dia bukan masalah Anda, maka perasaan buruk yang diakibatkan kata-kata pedasnya tak akan membawa dampak buruk bagi perasaan Anda.

7. Luangkan Waktu Untuk Bermain
Setiap orang pasti memiliki sisi anak kecil di dalam dirinya. Rangkulah sisi itu sekali-kali. Bermain memiliki efek memperbaiki emosi. Rasa ingin tahu lebih membangun dari pada kritikan. Kembangkan prilaku seperti anak-anak saat berbenturan dengan masalah, lebih baik bertanya bagaimana cara kerja komputer Anda dari pada marah-marah karena orang lain lebih baik dari Anda.

8. Minta Dukungan Dari Teman
Kita memang tak selalu berhasil mempertahankan semangat. Alangkah baiknya jika Anda meminta bantuan teman untuk memberi dukungan. Ceritakan pada teman terpercaya Anda kalau Anda sedang memperbaiki sikap, biarkan teman dia memberikan dukungan sekaligus pelatihan. Minta pendapatnya tentang bagaimana Anda bereaksi terhadap suatu permasalahan secara emosional.

9. Nikmati Proses
Tujuan dalam hidup memang sebuah titik penting untuk dicapai. Tapi terpancang pada hasil justru membuat kita mengabaikan proses. Mengimpikan apa yang jadi tujuan Anda hanya akan membuat impian itu ada diawang-awang. Tapi hanya bertindak selangkah demi selangkah yang akan membawa Anda mendekati apa yang ingin Anda capai.

10. Jangan Lupa Bersyukur
Kadang kita lupa betapa banyak yang telah kita dapat dalam hidup ini. Sebenarnya, menyadari rahmat yang kita terima justru akan membawa warna cerah dalam kehidupan itu sendiri. Mulailah membuat catatan bahagia setiap hari. Ingat tiga hal yang patut Anda syukuri selama sepanjang hari yang Anda lalui, niscaya itu akan membuat Anda lebih menghargai hidup.
Kalau hidup positif dapat membuat kita lebih bahagia dan sehat, rasanya kita semua patut untuk mengusahakannya. Dan semoga sepuluh panduan diatas dapat membantu Anda melakukannya.

Trik Sederhana Menghalau Pikiran Negatif

Dini hari itu, sekitar jam 04.00 aku bangun dengan perasaan nggak enak. Aku mimpi buruk sekali malam itu, mimpi yang bahkan tak pernah aku alami sebelumnya. Mimpi itu seperti nyata. Saat bangun aku sampai beberapa kali menyebut nama Tuhan. Saat itu sebenarnya aku sudah bangun, tapi aku tetap berbaring telungkup dengan mata yang kupejamkan. Pikiran-pikiran negatif mulai merayapi pikiran dan perasaanku.
Tiba-tiba si kecil (baru berumur 6 bulan) terbangun dan merengek-rengek, tangan mungilnya menggapai-gapai ke arah ibunya yang masih terlelap. Si kecil rupanya haus ingin menyusu. Aku membangunkan istriku untuk menyusui si kecil yang rengekannya makin keras.
Aku bangkit dari tempat tidur menuju ruang tamu. Sejenak aku duduk termenung di kursi tamu, pikiranku masih tak enak. Aku hidupkan lampu lalu aku ambil sebuah buku self-help di lemari. Aku buka sembarang halaman dan membaca beberapa halaman sekitar 15 menit. Sambil membaca sesekali aku merenungkan materi buku yang kubaca. Perlahan tapi pasti pikiranku mulai berubah, pikiran negatif mulai menyingkir. Pikiran positif mulai menggeser dan mengganti pikiran negatif yang sebelumnya menguasai pikiran dan perasaanku.
Dari jendela ruang tamu kulihat di luar sudah agak terang. Beberapa kendaraan bermotor dan mobil angkutan terlihat lalu-lalang di jalan raya. Aku bangkit dari tempat duduk, setelah menyimpan buku di lemari, aku ngeloyor ke kamar mandi. Sambil mandi aku bernyanyi-nyanyi kecil, menyongsong pagi dengan hati riang karena pikiran negatif telah hilang.
Dari ceritaku di atas, ada satu hal yang ingin aku sampaikan, buku-buku positif dan “bergizi” bisa menjadi santapan jiwa yang sangat baik. Buku bisa menjadi penasihat pribadi yang bisa diandalkan ketika suasana hati kita sedang labil dan diliputi pikiran negatif. Buku bisa menjadi senjata ampuh untuk menghalau pikiran negatif yang bisa menyerang dengan sangat halus namun berbahaya. Serangannya kadang tak kita sadari.
“Tapi, buku kan nggak bisa diajak dialog, jadi komunikasi hanya terjadi satu arah!” Benar! Tapi, dialog terjadi di dalam diri kita antara pikiran positif melawan pikiran negatif. Buku (terutama buku-buku self-help dan buku-buku pengembangan diri) akan menjadi penasihat yang akan membantu pikiran positif mengalahkan pikiran negatif. Buku adalah hasil pemikiran terbaik dari penulisnya. Saat membaca buku kita seperti berdialog dengan penulisnya yang merupakan pemikir-pemikir terbaik di bidangnya saat ini maupun di masa lalu.
Jadi, saat pikiran negatif datang mengacaukan suasana hati, ambilah buku bermutu dan “bergizi “, bacalah dengan seksama selama beberapa menit, maka pikiran positif akan menggeser dan menghalau pikiran negatif.

Sumber : http://curhatkita.blogspot.com

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme